dr. Yesin Lae, AAM-ECARE, MM
Banyak pria diatas usia 40 tahun mulai lebih rentan mengalami gejala depresi namun sebagian besar tidak menyadarinya karena beberapa gejala mirip dengan sindroma kelelahan biasa. Hal ini yang di kenal sebagai depresi terselubung. Beberapa ahli mencoba mengkaitkan hal ini dengan kadar hormone testosterone dalam darah dan melakukan beberapa penelitian untuk mengungkapkan fenomena ini.
TESTOSTERONE DAN USIA
Testosterone termasuk hormone steroid dari kelompok androgen. Penghasil utama testosterone adalah testis walaupun dalam jumlah kecil juga di hasilkan oleh zona reticularis korteks adrenal. Hormone ini merupakah salah satu steroid hormone utama pada pria yang terlibat dalam proses metabolisme dan neurotransmiter otak, dan sekresi testosterone mempengaruhi prilaku dan suasana hati seperti agresifitas, emosi dan kognitif.
Mulai usia 40 tahun produksi testosterone mulai berkurang, dan di atas 50 tahun jumlah testosterone biasanya akan mulai turun dengan drastis, dan pada usia ini para psikiater mulai menjumpai peningkatan jumlah penderita depresi.
MENGENAL TANDA-TANDA PENURUNAN TESTOSTERONE PADA PRIA
GEJALA DEPRESI
Menurut PPDGJ III (Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III) menyebutkan gejala depresi antara lain:
1.Perasaan tertekan
2.Kehilangan minat dan semangat
3.Berkurangnya energi yang menuju kadaan muah lelah
4.Berkurangnya konsentrasi dan perhatian
5.Perasaan bersalah dan tidak berguna
6.Tidur terganggu
7.Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
8.Kecenderungan ingin bunuh diri
9.Pesimistik
Suatu penelitian meta analisis yang di lakukan oleh peneliti di Columbia University dan telah di terbitkan di The American Journal of Geriatric Psychiatry tahun 1999 menunjukkan hasil bahwa pria dengan testosterone rendah menunjukkan gejala depresi yang lebih dominan dibandingkan pria dengan testosterone yang normal. Hampir semua pria dengan testosterone rendah tersebut akan terjadi perbaikan saat diberikan terapi hormone pengganti (Hormone Replacement Therapy) dengan menggunakan testosterone.
Penelitian lain yang diterbitkan di majalah kedokteran Frontiers in Neuroendocrinolocy mengungkapkan bahwa testosterone mempunyai efek anti depresi pada pria, wanita dan bahkan binatang. Pemakaian testosterone pada wanita memerlukan pengawasan lebih ketat karena kebutuhan hormone ini dalam tubuh wanita jauh lebih sedikit dari pria.
Adanya beberapa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi erat antara penurunan kadar testosterone terhadap gejala depresi sehingga setiap pria dengan gejala depresi seperti yang disebut diatas sebaiknya memeriksakan kadar testosteronenya dan berkonsultasi dengan menangani masalah hormone.
Salam sehat