Oleh : dr. Elizabeth
Kepikunan atau lupa akan sesuatu / nama merupakan hal wajar dalam kehidupan. Namun jika hal tersebut terjadi lebih sering maka akan mempengaruhi kehidupan. Hal ini biasanya terjadi di atas usia 40 tahun dan disebabkan oleh gangguan hormonal / metabolik.
Menurut Alzheimer’s Association, pria lebih berisiko mengalami penurunan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia yang menyebabkan turunnya daya ingat dan sulit berkonsentrasi / “brain fog”. Produksi testosterone pun mengalami penurunan sekitar 2% setiap tahunnya pada pria.
Penyebab kepikunan
Ketika masih muda, kadar testosterone turut berperan meningkatkan produksi hormon stress cortisol, dimana cortisol mempengaruhi kerja neurotrasmitter di otak. Seiring bertambahnya usia, kadar testosterone menurun dan tidak lagi dapat meregulasi produksi costisol, sehingga neurotransmitter otak pun tidak berfungsi optimal dan menyebabkan penurunan fungsi kognitif termasuk daya ingat.
Biasanya, pria mulai menyadari mereka lebih mudah lupa / pikun setelah mereka berusia 40 tahun ke atas, dimana produksi testosterone mulai menurun. Faktanya, pria lebih mudah mengalami penurunan fungsi kognitif/daya ingat dibandingkan wanita, dan lebih awal mengalami gejala kepikunan dibandingkan wanita.
Penelitian yang dilakukan di State University tahun 2004 dan University of Hong Kong, menyatakan bahwa pria dengan kadar testosterone rendah lebih banyak mengalami gejala kepikunan dini, serta mereka juga 5x lebih berisiko menderita Alzheimer dibandingkan pria dengan kadar testosterone normal.
Terapi yang Efektif dan Aman
Sebuah studi dilakukan oleh University of Washington untuk mengetahui efektivitas terapi dengan testosterone terhadap pasien dengan gangguan/penurunan fungsi kognitif.
Penelitian dilakukan pada 15 partisipan dengan Alzheimer dan 17 partisipan dengan gangguan kognitif ringan. Sebanyak 19 partisipan diberikan terapi suntikan Testosterone, sedangkan 13 partisipan lainnya menerima plasebo. Setelah dievaluasi selama 6 minggu, didapatkan peningkatan dari kadar serum total Testosterone, disertai peningkatan dari spatial memory dan fungsi kognitif pasien.
Penelitian lain yang dilakukan Barrett-Connor th 1999 dan telah dipublikasikan pada buku Testosteron and Aging : Clinical Research Directions, terhadap 547 pria berusia 55-89 tahun, didapatkan hasil peningkatan hormon Testosteron memperbaiki kinerja daya ingat dan emosi.
Efektivitas dan keamanan dari terapi hormon testosterone telah diakui selama bertahun-tahun terakhir, dan penelitian pun terus dikembangkan agar tercapai hasil yang lebih akurat dalam pemeriksaan kadar hormon maupun dalam metode terapi.
Konsultasikan dengan dokter anda apabila terdapat gejala di atas.