LASER DOUBLE REJUVE, CARA BUAT KULIT AWET MUDA, SEHAT DAN SEGAR

Perawatan laser wajah atau laser resurfacing merupakan salah satu perawatan wajah yang memiliki banyak sekali manfaat. Walau sudah bukan hal yang baru lagi, namun laser wajah sepertinya masih menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Sebagai wanita maupun pria, tentu ingin agar kulit wajahnya selalu tampak muda, sehat, dan segar. Berbagai bentuk perawatan dilakukan untuk mengembalikan keremajaan kulit. Salah satu metode yang mulai banyak dilirik kaum hawa maupun kaum adam ialah laser double rejuve. Dilihat dari cara kerjanya yang menggunakan 2 macam alat laser pada saat pengerjaan, sinar laser yang dipancarkan ke wajah mampu menyamarkan dan menghilangkan bekas jerawat dalam seketika. Untuk hasil yang maksimal, perawatan laser double rejuve memang harus dilakukan berulang-ulang. Masih asing di telinga? Yuk, simak manfaat dan efek samping dari laser double rejuve ini.

 

 

Perawatan laser wajah selanjutnya adalah bernama laser double rejuve. Yang mana, wajah anda tidak hanya akan disinari oleh 1 laser saja, namun dengan 2 gelombang laser sekaligus. Dimana, satu gelombang berfokus untuk mengurangi pigmentasi pada kulit, sedangkan gelombang laser sisanya berguna untuk meningkatkan teksture kulit supaya bekas jerawat di jidat atau di daerah lain cepat tersamarkan. Dengan begitu, pertumbuhan sel kulit baru akan cepat menggantikan sel kulit lama yang telah rusak akibat jerawat yang timbul. Sinar laser dua gelombang ini bisa dilakukan secara bersamaan maupun terpisah, sesuai dengan keluhan kulit wajah masing-masing. Pasien yang ingin melakukan proses perawatan sebaiknya hindari terlebih dahulu penggunaan krim malam yang mengandung bahan pengelupasan seperti asam minimal 3 hari sebelum dan 3 hari setelah proses pengerjaan. Jangan lupa pula untuk menggunakan pelembab dan selalu pakai tabir surya.

Laser merupakan bentuk penguatan cahaya akibat stimulasi radiasi. Laser memiliki sinar yang tunggal (monokromatik) dan memiliki panjang gelombang tertentu.

“Sinar laser ini targetnya melanin (pigmen warna pada kulit) dan hemoglobin (Hb). Sinar laser ini disalurkan, diserap, dan diubah menjadi energi panas sehingga merangsang produksi kolagen dan mengatasi masalah kulit,” jelas dokter spesialis kulit dan kelamin RS Pondok Indah-Puri Indah, Kardiana Purnama Dewi, dalam diskusi media di Menteng, Jakarta.

“Terdapat dua jenis laser yang digunakan untuk melakukan perawatan kecantikan yaitu laser ablative dan laser non ablative,”paparnya. Prinsip kerja laser ablative adalah dengan merusak bagian permukan kulit terluar, sedangkan pada laser non ablative sinar yang ditembakkan langsung menembus kulit bagian dalam sehingga tidak menyebabkan kerusakan atau pengelupasan di permukaan kulit.

Laser dapat digunakan untuk peremajaan dan pigmentasi. Dalam proses peremajaan, laser akan merangsang produksi kolagen dan elastin. Hal itu akan membuat kulit lebih kencang, menyamarkan keriput dan kerutan halus, serta melembutkan tekstur wajah hingga mengecilkan pori-pori. Sedangkan terapi laser untuk pigmentasi bertujuan untuk mencerahkan, menghilangkan flek hitam atau warna kecoklatan pada kulit (freckles), meratakan warna kulit serta menghilangkan tato dan tahi lalat berukuran kecil.

Dr. Dewi, Sp.KK mengklaim jika penggunaan laser untuk terapi kecantikan bakal minim risiko. Pasalnya, terapi laser bersifat nonablatif yang tidak mengharuskan dilakukannya prosedur ‘merusak’ wajah sebagaimana terapi lainnya.

Tak cuma itu, terapi laser juga tak membutuhkan waktu lama untuk ‘menormalkan’ wajah kembali. “Jadi habis laser, ya, langsung terasa bedanya,” kata dr. Dewi, Sp.KK.

 

Kendati demikian, bukan berarti terapi laser tak menghadirkan efek samping. Dr. Dewi, Sp.KK menjelaskan kulit bisa mengalami kemerahan yang berlebihan, iritasi, atau kulit tampak lebih gelap bagi mereka yang melakoni prosedur terapi laser pigmentasi.

“Laser itu, kan, energi. Dia perlu penyesuaian. Kalau kulit pas lagi sensitif bisa merah banget atau pink kemerahan,” jelas dr. Dewi, Sp.KK

Selain itu, perlu dicatat pula, tak semua usia bisa melakoni prosedur terapi laser. Seseorang yang telah berusia 20 tahun baru diperbolehkan untuk mengikuti prosedur ini.

Selain itu, pasien dengan penyakit kulit juga direkomendasikan untuk tidak mengikuti prosedur ini. “Kami selalu sarankan pasien untuk fokus dulu menyembuhkan penyakit kulitnya, baru boleh laser,” kata dr. Dewi, Sp.KK.

Beberapa pasien dapat mengalami sedikit rasa tidak nyaman, khususnya karena alat ini mengeluarkan sensasi seperti kulit terbakar sinar matahari. Dapat juga terjadi kemerahan pada kulit, namun akan hilang setelah beberapa hari. Komplikasi lainnya yang mungkin muncul termasuk perubahan warna kulit, bekas luka, pengerasan pada kulit, dan timbul seperti kudis pada kulit. Luka akan sembuh seiring berjalannya waktu, namun berarti kulit menjadi rentan terkena infeksi. Edema (munculnya cairan berlebih pada jaringan kulit) juga dapat terjadi sebagai komplikasi. Efek rasa terbakar dapat dilihat pada orang-orang dengan kulit yang lebih gelap.

Untuk meminimalisasi risiko dan komplikasi tersebut, pasien harus memilih dokter dan tenaga ahli yang sudah bersertifikat dan memiliki pengalaman serta telah menjalani pelatihan untuk menjalankan tindakan ini. Evaluasi pada kulit juga harus menjadi bagian dari proses untuk menentukan perawatan seperti apa yang aman dan efektif bagi pasien.

pesan semesta


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *