Sama seperti tubuh yang perlu istirahat saat lelah, otak kita pun butuh beristirahat. “Otak membutuhkan tidur untuk mengonsolidasikan ingatan dan melatih peristiwa penting, memproses emosi, dan melakukan sedikit ‘pembersihan’, melalui sistem gimfatik (dalam sistem saraf pusat), setelah seharian sibuk bekerja,” kata psikiater Alex Dimitriu, MD, dari Menlo Park Psychiatry & Sleep Medicine. Orang yang kurang tidur dan memaksakan otak terus bekerja, akibatnya akan mengarah pada anxiety (kecemasan) atau depresi dan ini mengurangi konsentrasi dan kewaspadaan serta otak tidak dapat berfungsi dengan baik.
Secara umum, tidur berkualitas memerlukan waktu 7-9 jam setiap harinya. Kurangnya tidur secara signifikan dapat meningkatkan gejala depresi. Dalam sebuah jajak pendapat pada tahun 2005, orang-orang yang menderita kecemasan atau depresi diminta untuk menghitung kebiasaan tidur mereka. Dari situ terungkap bahwa sebagian besar responden memiliki jam tidur kurang dari enam jam di malam hari. Mereka banyak yang mengalami insomnia, dan insomnia ini sering dikaitkan dengan depresi. Celakanya, bak lingkaran setan, gejala depresi itu sendiri juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk tertidur.
Begadang kerap menjadi solusi untuk menyelesaikan pekerjaan, namun jika kebiasaan itu dibiarkan begitu saja, kadar hormon testosteron seorang pria akan menurun. Tidur yang buruk dapat meningkatkan tingkat stress dan mengganggu bagaimana tubuh dan otak anda menyimpan dan menggunakan energi, itulah sebabnya anda merasa sangat lamban setelah tidak tidur nyenyak.
Selain itu kelelahan dapat menyebabkan disfungsi ereksi (DE), ketidakmampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi saat berhubungan seks. Tidak cukup tidur dapat menyebabkan kelelahan kronis, yang mendatangkan malapetaka pada tubuh anda. Tingkat energi anda menurun, menurunkan keinginan anda untuk bercinta. Sederhananya, tubuh anda terlalu lelah untuk mempertahankan ereksi. Kelelahan anda mungkin merupakan tanda bahwa anda memiliki kondisi kesehatan yang tidak baik, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes. Bicaralah dengan dokter anda jika anda kesulitan tidur. Langkah-langkah seperti mengganti obat atau dosis, terapi perilaku kognitif, dan menyesuaikan pola makan dan lingkungan tidur anda seringkali dapat meningkatkan kualitas tidur.
Penelitian menemukan bahwa pria yang waktu tidurnya di bawah rata-rata sebanyak 6,9 jam akan kehilangan 1,5 persen hormon testosteron, menurut laporan dailymail, dikutip Rabu, (10/10/2018). Para peneliti yang dipimpin oleh University of Miami mengamati rata-rata tidur dari hampir 2.300 pria, yang memiliki waktu tidur antara dua sampai 12 jam setiap malam. Kendati terjadi penurunan kadar testosteron yang tercatat, itu dalam kisaran normal. Penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan di Denver, mengungkapkan bahwa “kualitas tidur” harus diperhitungkan ketika mempelajari penurunan kadar, yang dapat menyebabkan hilangnya dorongan seksual, depresi, dan kelelahan.
Presiden International Chromosome and Genome Society Profesor Darren Griffin mengatakan bahwa hal itu tidak mengejutkan. “Kurang tidur memiliki sejumlah efek buruk terhadap kesehatan dan kita semua tahu bahwa betapa buruknya fungsi tubuh ketika kita tidak dapat tidur nyenyak,” papar Prof. Griffin. Selain Profesor Darren Griffin, Robert Zembroski seorang penulis REBUILD, mengungkapkan, kurang tidur pun mempengaruhi kadar testosteron. Dalam satu penelitian kecil, peserta yang tidur lima jam per malam selama seminggu mengalami kekurangan tingkat testosteron, sehingga berefek mengurangi libido. Studi lain juga menunjukkan, kurang tidur menyebabkan jumlah sperma yang lebih rendah dan memengaruhi kemampuan gerak sperma.
Penelitian lain menunjukkan bahwa hubungan antara disfungsi ereksi (DE→Disfunction Erectile) dan sindrom kelelahan kronis (CFS→Chronic Fatigue Syndrome) mungkin terjadi. Orang dengan sindrom kelelahan yang parah dapat dilihat dari beberapa gejala yang timbul, antara lain : nyeri otot dan persendian, sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi atau mengingat sesuatu. Penyebab pasti CFS (Chronic Fatigue Syndrome) tidak diketahui, tetapi infeksi virus, masalah hormon, dan masalah dengan sistem kekebalan tubuh bisa terlibat. Selain itu kondisi stres yang dialami oleh seseorang bisa menurunkan dan membunuh libido seseorang. Berbagai cara mudah untuk mengurangi stres ini adalah dengan mengonsumsi makanan tertentu atau melakukan meditasi.
Kekuatan seksual anda yang hilang sering dikaitkan dengan beberapa jenis masalah fisik, emosional, atau hubungan. Kurangnya energi seksual dan depresi pada pria bisa disebabkan oleh hipogonadisme pria. Hipogonadisme adalah suatu kondisi ketika hormon seksual yang dihasilkan oleh kelenjar seksual (pada pria disebut testis dan pada wanita disebut ovarium) berada di bawah jumlah normal, yang terjadi ketika testis tidak menghasilkan cukup testosteron. Selain itu, kekurangan testosteron juga dapat disebabkan oleh infeksi dan cedera pada testis, masalah pada tiroid atau kelenjar pituitari, diabetes tipe 2, efek samping obat tertentu, dan kelainan genetik.
Mengalami stres dan terlalu banyak mengonsumsi alkohol, juga dapat menyebabkan kondisi ini. Faktanya, kelelahan adalah salah satu efek samping yang paling umum. Testosteron merupakan hormon pria yang sangat penting untuk membangun otot dan mendukung kehidupan seksual. Fungsi testosteron adalah membantu pembentukan organ seksual saat bayi laki-laki mengalami masa pertumbuhan. Tapi, reseptor hormon ini sebenarnya ada di seluruh tubuh anda, mulai dari otak, tulang hingga pembuluh darah anda. Itu sebabnya, jika kadar testosteron anda rendah, yang terganggu bukan hanya kehidupan seksual, tapi kesehatan secara umum. Testosteron rendah bisa menyebabkan kesulitan ereksi, atau kesulitan mempertahankan ereksi. Ereksi mungkin menjadi kurang sering terjadi atau menjadi lebih lemah daripada sebelumnya. Libido dan frekuensi seks juga bisa berkurang akibat testosteron rendah, dan ini akan berdampak pada hubungan.
Ketika kadar hormon testosteron menurun, pria akan mengalami gejala yang berkaitan dengan fungsi seksual, seperti ketidaksuburan, berkurangnya hasrat seksual, serta berkurangnya frekuensi ereksi.
Berkurangnya kadar hormon testosteron juga dapat diiringi oleh gejala lain, seperti :
- Mengurangi energi dan stamina
- Depresi
- Sifat lekas marah
- Kesulitan berkonsentrasi
- Anemia
- Memerah
- Disfungsi ereksi
- Infertilitas
- Penurunan jenggot dan pertumbuhan rambut tubuh
- Penurunan massa otot
- Perkembangan jaringan payudara yang disebut ginekomastia
- Hilangnya massa tulang yang disebut osteoporosis
Tingkat testosteron turun sekitar 1% setiap tahun dimulai pada usia akhir 30-an pria, dan bisa turun hingga 50% pada usia 70. Menurut ahli endokrin dari University of Washington, Bradley Anawalt M.D, tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti berapa kadar hormon ini. Kadar testosteron sekitar 300 nanogram perdeclilteter (ng/dl) atau lebih rendah dianggap rendah. Untuk mencegah efek dari kadar yang rendah tersebut, sebenarnya bisa diperbaiki dengan terapi penggantian testosteron disebut juga Hormone Replacement Therapy. Sayangnya, sebagian pria tidak menyadari kadar testosteronnya rendah walau sudah mengalami penurunan kualitas hidup.
Hormone Replacement Therapy dapat diberikan baik kepada wanita maupun pria, dengan definisi yang berbeda sebagai berikut :
- Hormone replacement therapy (HRT) pada wanita yaitu : hormone replacement therapy
disebut juga terapi sulih/mengganti hormon. Terapi ini biasanya diberikan kepada wanita yang sudah menopause sebagai pengganti dari estrogen yang menurun drastis akibat menopause tersebut.
- Hormone replacement therapy (HRT) pada pria yaitu : hormone replacement therapy pada pria di sebut andropause, andropause adalah menopause pada pria yang di tandai dengan mulai timbulnya masalah kesehatan pria dewasa akibat menurunnya hormon testosteron. Usia andropause berkisar 40-60 tahun. Memasuki usia 30 tahun produksi testosteron mulai menurun dan penurunannya yang cepat di barengi dengan gaya hidup yang tidak baik seperti merokok, alkohol, obat-obatan terlarang, dugem dll.
Dalam melakukan terapi ini, dokter anda akan mengawasi kadar hormon testosteron secara ketat untuk memastikan kadar hormon tidak menjadi terlalu tinggi. Perlu diketahui bahwa terapi ini belum tentu bisa dijalani oleh semua pria.
Sedangkan pada wanita, perawatan agar testosteron tetap normal tergantung pada penyebabnya. Umumnya, penanganan kondisi ini meliputi pengobatan medis dan perubahan gaya hidup.
Temuan dari sebuah penelitian yang diterbitkan secara online 1 Agustus 2016, oleh The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menunjukkan bahwa satu tahun terapi testosteron meningkatkan libido pada 275 pria (usia rata-rata 72) dengan testosteron rendah yang dikonfirmasi. Dibandingkan dengan pria dalam kelompok placebo, frekuensi gairah seksual meningkat sekitar 50%, dan mereka mampu ereksi hamper dua kali lipat.
Selain terapi penggantian hormon untuk mengembalikan libido anda, ada berbagai jenis vitamin yang bermanfaat untuk kesehatan seksual, yaitu :
- Vitamin E
Vitamin ini berperan penting dalam meningkatkan dorongan seksual. Vitamin E bisa meningkatkan kadar testosteron, dampaknya juga meningkatkan stamina dan meningkatkan gairah seksual.
- Polifenol
Polifenol juga penting untuk meningkatkan hasrat seksual dan memberikan perempuan pelumasan vagina yang lebih tinggi. Polifenol bisa didapatkan dengan minum segelas anggur. Menurut penelitian di Journal of Sexual Medicine, perempuan yang minum anggur dilaporkan mengalami peningkatan hasrat dibandingkan dengan mereka yang minum segala jenis alkohol hanya sesekali atau mereka yang tidak minum sama sekali.
- Mineral zinc
Mineral zinc bisa membantu meningkatkan kadar testosteron, selain itu juga membantu meningkatkan hasrat seksual.
- Makanan dan minuman yang mengandung antioksidan
Memperbanyak makanan dan minuman yang mengandung antioksidan berfungsi untuk meningkatkan energi, sirkulasi, dan pertumbuhan sel.
Hormon testosteron yang terlalu tinggi atau terlalu rendah tidak baik bagi pria maupun wanita, oleh karena itu baik pria maupun wanita, sangat disarankan untuk menjalani pola makan dan kebiasaan hidup sehat, hindari mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, serta membiasakan berpikir positif dan mengelola stres. Bicaralah dengan dokter anda tentang apakah terapi testosteron adalah pilihan bagi anda. Risiko jangka panjang tidak diketahui dengan baik, tetapi ada kekhawatiran akan peningkatan risiko penyakit jantung dan masalah prostat.