Ranjan Das memimpin seluruh fungsi pemasaran SAP di seluruh negara bagian India. Ia juga bertanggung jawab merancang strategi pemasaran perusahaan itu. Sebelum bergabung dengan SAP pada 2007, ia bekerja untuk InterSystem Corporation, Kenan Systems, dan Oracle Corporation di Amerika Serikat. Ia juga mendirikan perusahaannya sendiri, Patkai Networks, di Silicon Valley. Ia memiliki seorang istri yang bekerja sebagai penulis film di majalah Verve dan mereka dikaruniai dua orang anak yang lucu-lucu.
Ranjan tumbuh di Guwahati lalu pindah ke Indore ketika sekolah di Daly College dengan beasiswa pemerintah. Setelah kelas 12, ia menerima beasiswa penuh untuk belajar di Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat. Di sana ia memperoleh gelar sarjana ilmu komputer dan teknik. Di sana ia juga belajar penulisan kreatif dan film.
Tak berhenti di situ, ia kemudian meneruskan studi di Harvard Business School dan mendapatkan gelar MBA dari sana. Ia juga mendapatkan program pendidikan eksekutif di INSEAD di Prancis.
Tapi, minatnya ternyata jauh melampaui pekerjannya—ia seorang penggemar sepakbola, senang menulis cerita pendek dan esai, dan bahkan berencana membuat film yang berkaitan dengan seorang pembuat film.
Pada Rabu, 21 Oktober 2009 lalu masyarakat India dikejutkan dengan meninggalnya Ranjan Das, di Mumbai, Maharashtra. Dengan usianya yang masih 42 tahun, Ranjan dikenal sebagai CEO SAP India. Pria sukses ini ditemukan tewas setelah kembali dari gym pada Rabu pagi karena serangan jantung di rumahnya di kawasan Raheja Bay, Bandra. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi nyatanya tidak tertolong.
Geraldine McBride, Presiden SAP Asia Pasifik, berujar, “SAP sangat terkejut dengan kepergian mendadak Ranjan. Kami sangat bersedih karena kehilangan sosok muda yang sangat potensial.”
Hal yang membuat McBride dan publik terkejut adalah fakta bahwa Ranjan adalah sosok yang tegas soal kesehatan dan bukan tipe orang yang suka dunia gemerlap. Dia bahkan terkenal sebagai sosok yang gemar hidup sehat. Pola makannya sangat dijaga dan rajin berolahraga. Seperti diberitakan India Times, Ranjan merupakan penggila hidup sehat, tidak merokok ataupun minum alkohol. Dia sangat menggemari olahraga lari. Lari maraton merupakan kegemarannya. Ia adalah seiket energy, bahkan ia menggelar even marathon di Chennai. Dia pernah mengikuti lomba Chennai Marathon dan Pondicherry Marathon. Kematiannya sangat mengejutkan semua orang yang mengenalnya. Apa penyebabnya?
Berdasarkan telusuran berbagai media di India, meski menggemari hidup sehat, Ranjan ternyata terlalu keras dalam bekerja karena ia sangat ambisius, selain itu Ranjan dikenal sebagai sosok yang menekankan intergritas serta rasa ingin tahu yang tinggi, dan selalu percaya bahwa 4 jam tidur sudah cukup baginya untuk kembali bugar dan segar. Dedikasinya pada pekerjaan telah mereduksi waktu yang seharusnya untuk istirahat. Dalam sebuah acara talkshow di televisi beberapa tahun sebelumnya, Ranjan mengaku hanya punya waktu tidur sekitar 4-5 jam dalam sehari. Tak heran saat ditanya pembawa acara apa yang menjadi keinginannya saat ini, Ranjan menjawab, “Aku hanya ingin tidur lebih lama tanpa gangguan apa pun.”
Dr Yesin Lae, AAM (ECARE), MM
Cortisol adalah hormon diproduksi oleh kelenjar adrenal,yaitu suatu kelenjar yang terdapat di atas ginjal. Cortisol memainkan berbagai peran dalam tubuh manusia, dan umumnya ada 2 fungsi utama yaitu sebagai respon tubuh terhadap stress (di keluarkan oleh kelenjar adrenal saat kita mengalami stress) dan sebagai natural anti inflamasi. Namun, ketika tingkat kortisol terus meningkat karena stress berulang, maka akan timbul masalah yang di sebut sebagai sindroma Hiperkortisol.
Perlu diketahui bahwa, hormon kortisol adalah salah satu hormon dari tubuh manusia, yang memiliki banyak fungsi, yaitu sebagai pengaturan sekaligus pengendalian kondisi stress, kontrol suasana hati maupun rasa takut, serta berperan juga dalam kasus hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, aktivasi sistem saraf pusat dan reaksi peradangan. Selain itu hormon kortisol bekerja dengan meningkatkan kadar gula darah melalui mekanisme glukoneogenesis, menekan kerja sistem imun, dan kontraksi jantung serta pembuluh darah dan meningkatkan metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat. Hormon ini juga menghambat pembentukan tulang. Pada sistem kardiovaskular, kortisol diperlukan guna mempertahankan homeostasis tekanan darah dengan pemeliharaan fungsi miokardial dan respon pembuluh darah yang menjadi penghubung antara pembuluh nadi dan pembuluh darah kapiler terhadap pengaruh hormon jenis katekolamin dan angiotensin II.
Peningkatan hormon kortisol dalam waktu lama mengganggu beberapa fungsi fisiologis tubuh, di antaranya:
- Gula darah tidak seimbang
Kortisol berperan dalam menyediakan energi dalam bentuk glukosa darah sebagai bentuk persiapan menghadapi suatu kondisi stress tetapi jika terjadi dalam waktu yang lama hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan dan memicu perkembangan diabetes mellitus.
- Gangguan kesehatan pembuluh darah
Tingginya hormon kortisol dalam darah dapat menyulitkan distribusi darah yang mengandung oksigen dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah. Sehingga memicu kerusakan pembuluh darah dan berbagai penyakit jantung.
- Perut membuncit
Selain tak sedap dipandang mata, perut buncit menyimpan banyak potensi masalah kesehatan. Perut memiliki sel lemak yang lebih banyak dibandingkan bagian tubuh lainnya. Hormon kortisol merupakan salah satu pemicu pematangan sel lemak tersebut sehingga memicu penumpukan lemak perut yang lebih cepat. Dalam dunia medis, perut buncit digolongkan sebagai obesitas sentral.
- Sistem imun melemah
Hormon kortisol berperan untuk mengurangi reaksi peradangan pada tubuh. Namun di saat yang sama, hormon ini juga memiliki efek samping terhadap sistem imun dengan menurunkan respon imun terhadap adanya kuman yang memapar tubuh.
- Gangguan kesehatan reproduksi
Hormon seks androgen diproduksi dari kelenjar yang sama dengan hormon kortisol. Sehingga ketika hormon stres kortisol dihasilkan berlebih, maka dengan sendirinya sekresi hormon seks akan cenderung berkurang.
- Gangguan sistem saluran penceranaan
Tingginya kortisol dalam tubuh menurunkan respon tubuh untuk menyerap makanan sehingga menyebabkan sistem pencernaan kesulitan mencerna makanan dengan baik. Makanan yang tidak tercerna dengan sempurna dapat merusak permukaan mukosa usus sehingga menyebabkan luka di lambung, seperti pada gangguan irritable bowel syndrome dan colitis.
- Gangguan kognitif
Sekresi hormon kortisol berlebih menyebabkan otak tidak dapat bekerja dengan optimal sehingga memicu gejala seperti kesulitan mengingat dan brain fog. Ganggan kerja otak tersebut juga berpotensi menyebabkan gangguan emosi dan depresi.
- Penyakit jantung
Penyakit jantung, yang juga dikenal dengan istilah penyakit kardiovaskular, adalah berbagai kondisi di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina), atau stroke. Selain itu penyakit jantung adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada hiperkortisolisme dan risiko berlebih tetap ada bahkan pada pasien yang diobati secara efektif. Ada semakin banyak bukti bahwa kortisol berkontribusi terhadap risiko kardiovaskular, tidak hanya pada hiperkortisolisme, tetapi lebih umum. Hipertensi, obesitas trunkal, hiperglikemia, resistensi insulin, dan dyslipidemia semuanya penting dalam hal ini. Hipertensi glukokortikoid tidak dapat dijelaskan dalam hal retensi natrium yang diinduksi mineralokortikoid dan ekspansi volume. Penghambatan vasodilator nitrat oksida adalah mekanisme kandidat yang kuat dalam pengembangan hipertensi. Terapi harus ditujukan untuk menurunkan risiko kardiovaskular pada pasien dengan hiperkortisolisme, yang mungkin perlu menargetkan kelainan metabolik dan hemodinamik multiple. Pasien yang diobati dengan glokokortikoid juga secara signifikan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.
Untuk menghindari potensi masalah kesehatan akibat peningkatan hormon kortisol, berikut beberapa cara yang dapat anda lakukan:
- Mencukupkan waktu tidur
Kecukupan durasi dan kualitas tidur sangat mempengaruhi bagaimana anda merespon kondisi stres yang secara langsung berpengaruh terhadap sekresi hormon kortisol. Pelepasan kortisol dipengaruhi oleh jam biologis tubuh. Kadar tertingginya akan berada di pagi hari untuk membuatnya lebih waspada dan semangat, dan kemudian menurun saat malam hari sehingga memudahkan tidur. Namun saat seseorang cenderung beraktivitas saat malam hari atau mengalami insomnia maka kadar hormon kortisol Anda dapat cenderung meningkat secara konsisten selama 24 jam.
Atasi kesulitan untuk mengatur waktu tidur lakukan beberapa hal seperti:
♥ aktif beraktivitas fisik – rasa lelah dari aktif bergerak selama terjaga akan memudahkan anda terlelap pada saat malam hari sehingga dapat membantu anda mengatur jadwal waktu tidur dengan optimal.
♥ Hindari konsumsi kopi saat malam hari.
♥ Batasi paparan cahaya dan distraksi yang menyulitkan anda untuk tertidur.
Namun jika anda memiliki pekerjaan dengan waktu shift sehingga kesulitan untuk memenuhi waktu tidur malam, sempatkan waktu untuk tidur sejenak saat siang hari untuk mengurangi risiko dari kekurangan waktu tidur.
- Kenali pemicu stres anda
Munculnya pikiran negatif atau perasaan tertekan merupakan tanda utama dari peningkatan hormon kortisol. Stres mental adalah faktor risiko yang menyebabkan penyakit serebrovaskular (CVD = Cerebro Vascular Dissease), meskipun mekanismenya masih belum jelas. Kortisol, hormon stres utama, dikaitkan dengan aterosklerosis koroner dan dapat menonjolkan penyakit jantung struktural dan fungsional. Penyakit jantung adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada hiperkortisolisme, dan risiko berlebih tetap ada bahkan pada pasien yang diobati secara efektif. Akibat penyakit jantung dari kelebihan kortisol adalah protein dan termasuk, antara lain peningkatan tekanan darah, obesitas truncal, hiperinsulinemia, hiperglikemia, resistensi insulin, dan dyslipidemia. Mengenali hal tersebut merupakan hal penting agar untuk dapat mengantisipasi stress kronis dan segera memikirkan hal apa yang memicu rasa stress tersebut secara objektif. Dengan demikian, anda dapat dengan lebih mudah memutuskan pemecahan masalah tanpa rasa tertekan yang berlarut-larut.
- Belajar menenangkan diri
Pada dasarnya terdapat berbagai cara untuk menenangkan diri, ketika kita sudah memahami betul hal yang menyebabkan kita merasa tertekan. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan aktivitas tertentu yang bisa menghilangkan stres, seperti berinteraksi dengan orang lain, bermain dengan peliharaan, mendengarkan musik ataupun menghabiskan waktu di ruang terbuka. Menyingirkan perasaan tertekan sejenak terbukti dapat mencegah peningkatan hormon kortisol secara terus menerus sekaligus merupakan cara yang efektif untuk mengatur stress.
- Makan makanan sehat
Stres biasanya memicu ngidam makan makanan manis dan berkalori tinggi. Namun ada baiknya hal tersebut dihindari. Asupan tinggi gula merupakan salah satu pemicu pemicu hormon kortisol, terutama jika Anda mengalami sindrom metabolik seperti mengalami obesitas. Sebagai gantinya cobalah konsumsi jenis asupan yang bermanfaat menurnkan kadar kortisol seperti coklat hitam, buah-buahan, teh hijau atau teh hitam, makanan kaya akan prebiotik dan probiotik serta air mineral. Selain itu konsumsi suplemen yang dapat membantu kerja otak seperti minyak ikan juga dapat membantu respon stres dan mengatasi peningkatan hormon kortisol.
- Olahraga, tapi jangan memaksakan diri
Olahraga terlalu berat dapat meningkatkan hormon kortisol, terutama jika pada dasarnya Anda memang tidak rutin berolahraga. Meski demikian, respon hormon kortisol cenderung menurun seiring dengan adaptasi tubuh terhadap peningkatan aktivitas fisik. Itulah sebabnya jika Anda baru saja terbiasa berolahraga, pilih jenis olahraga yang ringan saja terlebih dulu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dan stres berkepanjangan sangat berbahaya buat kesehatan dan sering kali menimbulkan gangguan jantung. Umumnya penelitian ini menunjukkan peningkatan kadar kortisol secara berlebihan pada orang stres dan kurang tidur ternyata berimplikasi pada gangguan kesehatan.
Jangan ragu untuk menemui dokter terdekat bilamana kondisi tidak membaik atau menyebabkan rasa ketidak-nyamanan dalam diri anda. Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan tim dokter kami untuk solusi terbaik masalah anda.