Tips Berhenti Merokok Versi Ilmuwan
Berhenti merokok bukan hal mudah. Banyak yang menyarankan, jika belum pernah merokok, lebih baik tak usah coba-coba. Tak sedikit periset menyimpulkan penggunaan tembakau jadi penyebab sejumlah penyakit dan berisiko kematian.
Berbagai cara dilakukan agar orang sadar terhadap kesehatan dan berhenti merokok. Di Indonesia, pemerintah punya kebijakan cukai rokok yang tinggi. Selain itu, bungkus rokok kini tak lagi indah berkat gambar paru-paru busuk akibat isapan rokok. Harapannya, agar perokok semakin sadar akan bahaya merokok.
Tapi kampanye dari pemerintah itu tak menjamin efektif menghentikan penggunaan rokok di masyarakat. Niat berhenti merokok sebaiknya muncul dari diri sendiri.
Direktur Pusat Riset Tembakau dan Intervensi, Universitas Wisconsin, Michael Fiore kali ini kepada Business Insider memberikan tips berhenti merokok dengan pendekatan sains.
Teguhkan niat dan persiapan
Sebelum berhenti merokok, hal pertama yang mesti ditanamkan dalam pikiran adalah, tak ada cara yang mudah untuk berhenti dari ketergantungan tembakau.
“Berhenti merokok adalah kerja keras,” kata Fiore dikutip dari Business Insider (18/8).
Namun, Anda dapat mengkombinasikan beberapa taktik untuk membuat proses lebih mudah. Berhenti total merokok sangat memungkinkan terwujud, terlebih jika Anda pernah mencoba-coba berhenti meski untuk sementara.
Lembaga Kesehatan Nasional Amerika Serikat melalui SmokeFree.gov merekomendasikan setiap orang punya perencanaan agenda berhenti merokok. Perencanaan antara lain, menetapkan alasan berhenti merokok, apakah itu demi kesehatan atau keluarga.
Perencanaan ini juga sekaligus melibatkan orang sekitar Anda, seperti keluarga dan teman, mengetahui rencana tersebut dan mengidentifikasi pemicu yang mungkin membuat Anda mulai merokok lagi.
Ganti Nikotin dengan Permen Karet
Rokok mengandung nikotin, yakni substansi pada tembakau yang memberikan efek adiktif pada penggunanya. Fiore merekomendasikan untuk melakukan pengobatan sebagai komponen untuk berhenti merokok.
Berdasarkan Lembaga Kesehatan Nasional, terapi pengganti nikotin bisa berupa permen karet. Permen karet mampu mengurangi gejala penarikan diri dengan memberi Anda sedikit kandungan nikotin.
Pengobatan
Jika opsi di atas kurang manjur, maka Anda dapat mencoba pendekatan non nikotin. Fiore menyarankan untuk menggunakan varenicline atau lebih dikenal dengan nama Chantix. Terapi pengobatan ini mungkin dilakukan selama beberapa bulan awal menjalani proses.
Opsi lain adalah Zyban. Kedua obat ini berfungsi untuk menghalangi reseptor dan menjaga agar nikotin tidak mengaktivasi otak.
Konseling
Konseling juga bisa dilakukan sebagai upaya pendukung proses pengobatan. Fiore berkata, konseling bisa dilakukan dengan mengobrol bersama orang yang dicintai atau teman, atau bisa juga dengan kalangan profesional seperti psikolog.
Meditasi
Meski agak jarang didengar, tapi ada bukti bahwa meditasi bisa jadi ‘alat’ bagi mereka yang ingin berhenti merokok. Sebuah studi kecil pada 2013 menemukan bahwa 15 orang yang melakukan “Integrative Body-Mind Training,” sebuah bentuk pelatihan meditasi, dapat memangkas kebiasaan merokok hingga 60 persen. Peserta grup dalam studi itu merasakan tubuh dan pikiran yang santai dan tanpa efek mengurangi kebiasaan merokok.
Olah Raga
Olah raga selama satu jam bisa menjadi solusi lain melepas ketergantungan pada merokok. Anda bisa memilih ragam jenis olah raga seperti aerobik, lari, berenang, atau bersepeda.
Rokok Elektrik
Jika semua cara di atas gagal, e-cigarettes atau rokok elektrik mungkin dapat membantu Anda berhenti merokok. Rokok elektrik memang mengandung nikotin, tapi tak ada kandungan senyawa berbahaya.
Rokok elektrik masih tergolong baru, belum ada yang menyebutkan risiko jangka panjang dari penggunaan rokok elektrik.
Walau tak ada risiko kanker dari penggunaan rokok elektrik, tapi penting untuk diketahui bahwa rokok elektrik hanya berperan sebagai ‘jembatan’ untuk terbebas dari rokok. Fiore mengingatkan untuk tidak menjadikan rokok elektrik sebagai pengganti rokok untuk penggunaan harian.