Hindari Depresi Saat Menopause

stressed-womanHindari Depresi Saat Menopause

oleh : dr. Elizabeth

Menopause merupakan fase transisi besar pada wanita karena terjadi perubahan hormon dalam tubuh. Tubuh memerlukan waktu untuk beradaptasi terhadap penurunan kadar estrogen dan progesteron saat memasuki fase menopause. Perubahan ini dapat menimbulkan gejala-gejala seperti mood swings, tidak bersemangat / low mood, bahkan depresi. Depresi pada wanita menopause dirasa 4x lebih hebat dibandingkan wanita di bawah 45 tahun.

Hormon reproduksi wanita turut mempengaruhi sistem neurotransmitter otak, terutama serotonin dan GABA (gamma amino butyric acid). Estrogen berperan dalam melepaskan serotonin, yaitu substansi kimia otak pengatur mood. Ketika kadar serotonin tinggi, mood akan membaik, namun ketika menopause dimana kadar estrogen menurun, maka kadar serotonin pun turun sehingga mood pun akan jelek. Semakin lama hal ini berlangsung, maka dapat mengarah kepada depresi.
BAGAIMANA GEJALA DEPRESI PADA WANITA MENOPAUSE / MIDLIFE DEPRESSION ?
• Depresi selama dua minggu atau lebih
• Keinginan dan kepuasan untuk beraktivitas berkurang
• Perubahan nafsu makan
• Pola tidur berubah
• Lelah / tidak bertenaga
• Sulit berkonsentrasi
• Perasaan bersalah yang berlebihan atau merasa tidak berharga
• Sensitif berlebihan
• Keinginan untuk bunuh diri

Depresi yang tidak ditangani ini dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit-penyakit lain, seperti serangan jantung, kepadatan tulang yang berkurang sehingga meningkatkan risiko fraktur, dan lain-lain.

Penelitian meta-analysis dari BC Medical Journal terhadap 26 studi mengenai efek HRT (Hormone Replacement Therapy), terutama estrogen terhadap mood ditemukan bahwa estrogen, androgen, atau estrogen kombinasi dengan androgen efektif dalam mengurangi depresi pada wanita perimenopause (tanpa disertai depresi sebelumnya) dan pada wanita menopause.

Data dari The Journal Of The North American Menopause Society juga mengemukakan beberapa studi terkait dengan terapi estrogen efektif dalam meningkatkan mood pada wanita perimenopause. Komponen progesteron dalam terapi hormon berpotensi meningkatkan pengaruh estrogen yang bermanfaat dalam meningkatkan mood dan menghambat efek mood negatif.

Penelitian di The Journal Of Neuroscience mengungkapkan bahwa pada wanita perimenopause yang dilakukan terapi estradiol selama 3-8 minggu mengalami penurunan angka depresi. Sebuah studi juga mengemukakan bahwa 80% wanita perimenopause yang diterapi estradiol mengalami peningkatan mood dibandingkan dengan 22% wanita dengan plasebo.

Terapi hormon dapat bermanfaat dalam mengatasi gejala depresi terkait menopause, namun pemberiannya harus tepat dan disesuaikan masing-masing kebutuhan individu. Hal lain yang dapat anda lakukan adalah selalu berpikir positif, memperbaiki pola makan, batasi minuman berkafein dan alkohol, relaksasi seperti yoga, tidak merokok, dan berolahraga secara teratur.

Penting untuk mengerti pencetus yang dapat mempengaruhi mood anda sehingga dapat ditemukan terapi yang efektif. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anda untuk mendapat terapi yang tepat.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai TERAPI HORMON

pesan semesta