Dr Yesin Lae, AAM (ECARE), MM
Isu bahaya tentang sampah dan mikroplastik beberapa waktu belakangan menjadi masalah besar yang kian mencemari lingkungan. Selain merusak lingkungan, sampah plastik juga bisa mengancam kesehatan.
Plastik ada disekitar kita, mulai dari pakaian poliester yang kita kenakan dan kemasan yang berisi makanan kita hingga bahan bangunan di rumah kita dan banyak lagi. Plastik adalah bahan yang tak mudah terurai dan memiliki masa hidup yang sangat panjang. Saat terurai, plastik tak 100 persen berubah menjadi bahan organik dan menyisakan komponen-komponen kecil. Komponen-komponen kecil tersebut telah masuk ke rantai makanan kita. Dan komponen kecil itu dikenal sebagai mikroplastik, yang tak menutup kemungkinan, ada dalam tubuh manusia. “Mikroplastik pada dasarnya adalah komponen plastik yang berukuran kurang dari 0,2 inci atau 5 milimeter”, ujar ahli kesehatan masyarakat, Dono Widiatmoko. Bahkan, ditemukan pula yang ukurannya sekecil 10 nanometer atau 0,00001 milimeter.
Plastik memang sulit dilepaskan dari kehidupan manusia. Anda dapat menemukannya dengan mudah di rumah, swalayan, pasar, rumah makan, dan tempat-tempat lainnya. Wujudnya sendiri dapat berupa kantong keresek, sedotan, kemasan makanan dan minuman, bahan mainan dan alat elektronik, hingga pakaian yang berbahan nilon atau sintetik. Mudahnya, produk apa pun yang mengandung polimer bisa disebut sebagai plastik. Anda mungkin sudah tahu kalau material plastik sangat tahan lama dan sulit terurai. Sekalipun dikatakan terbuat dari bahan alami yang mudah terurai, komponen plastiknya akan tetap ada. Seiring dengan berjalannya waktu, hasil uraian plastik tersebut akan pecah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Inilah yang kemudian disebut sebagai mikroplastik. Mikroplastik umum ditemukan di laut, sungai, tanah, dan sering dikonsumsi oleh hewan.
Sejumlah penelitian pada tahun 1970 mulai menyelidiki tingkat mikroplastik di lautan dan menemukan tingkat tinggi di Samudera Atlantik di lepas pantai Amerika Serikat. Sekarang ini, plastik semakin banyak digunakan di dunia sehingga kian banyak juga plastik yang mencemari sungai dan lautan. Diperkirakan 8,8 juta ton sampah plastik masuk ke laut setiap tahun. Sementara 276.000 dari sampah plastik ini mengambang di laut, dan lainnya tenggelam atau terdampar.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh World Wildlife Fund dari penelitian yang dilakukan oleh University of Newcastle, Australia, melihat data dari 52 studi tentang konsumsi mikroplastik. Para peneliti menemukan bahwa orang berisiko menelan sekitar 5 gram plastik per minggu. Itu setara dengan berat kartu kredit.
Orang-orang yang mengandalkan air kemasan mungkin rata-rata menelan lebih dari 90.000 partikel mikroplastik per tahun daripada mereka yang hanya minum air ledeng. Mary Kosuth, MS, asisten profesor di Dunwoody College of Technology di Minneapolis yang telah mempelajari kontaminasi mikroplastik memperingatkan “Jika anda khawatir tentang mengonsumsi plastik dalam minuman, maka sebaikanya anda menghindari air botolan.”
Dengan ukuran yang sangat kecil ini, mikroplastik bisa dengan mudah diserap tubuh. Hanya saja sampai saat ini belum ada studi yang mengevaluasi dampak mikroplastik untuk kesehatan, namun komite bersama FAO dan WHO untuk Keamanan Bahan Aditif Makanan menyatakan bahwa beberapa monomer bersifat karsinogenik (paparan bahan yang dapat memicu kanker) atau toksik (zat kimia berbahaya dengan dosis tinggi berbentuk zat padat, cair dan gas) jika tertelan.
Mengutip penelitian dari Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO, berikut beberapa bahaya mikroplastik untuk kesehatan :
- Dicurigai mengganggu sistem endokrin atau hormonal dalam tubuh
- Banyak bahan makan yang berbahaya seperti ikan dan kerang
Jika mengonsumsi ikan, buanglah semua bagian perutnya. Isi perut ikan kemungkinan mengandung mikropartikel. Sedangkan untuk kerang, penelitian menemukan bahwa mikroplastik konsentrasi tertinggi dalam kerang adalah 4 partikel/gram yang artinya dalam 250 gram kerang ada 1.000 partikel mikroplastik di dalamnya
- Diduga mengganggu kekebalan tubuh
Bagaimana mikroplastik mempengaruhi kesehatan manusia saat ini tidak jelas. Namun, hasil dari beberapa penelitian menunjukkan efek negatif. Mengurangi penggunaan kemasan makanan plastik adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi plastik di lingkungan dan rantai makanan. Ini adalah langkah yang akan bermanfaat bagi lingkungan dan juga kesehatan anda